Laman

Selasa, 07 September 2010

Jika dzikir terputus

Disunahkan seseorang memutuskan amal dzikir, apabila ada suatu sebab yang mengharuskan berhenti berdzikir, setelahnya boleh menyambung kembali amal dzikir tersebut. Misalkan dzikir dihentikan karena ada orang yang memberikan salam yang wajib dijawab

Mengamalkan dzikir khusus

Ada sebagian yang mengkhususkan dzikir-dzikir tertentu sebagai dzikir sehari-hari misalkan dzikir yang khusus diamalkan hanya pada waktu malam, siang selepas shalat, atau dalam keadaan tertentu lain
Apabila karena suatu halangan seseorang tidak dapat mengamalkan dzikir khusus tepat pada waktunya, dapat saja mengamalkan pada waktu yang lain. Ini agar dzikir-dzikir khusus yang diamalkan itu tidak ditinggalkan begitu saja ketika ada gangguan dan halangan.
Dalam hadist Shahih Muslim, di terangkan bahwa sebuah hadist yang diriwayatkan Umar Bin Khatab bahwa Rasulullah bersabda “barang siapa tidur sehingga ia lupa akan hizb (dzikir khusus) atau sebagian hisbnya lalu dibacanya antara shalat subuh dan dzuhur, maka dicatat baginya seakan-akan ia membaca pada malam hari.

Waktu-waktu berdzikir


Menurut tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah waktu-waktu berdzikir yang baik adalah

  1. Pagi terutama sesudah shalat subuh hingga terbitnya matahari
  2. Siang hari teruatama susudah dzuhur saat matahari tergelincir
  3. Sore hari teruatama sesudah ashar, sebelum matahari terbenam
  4. Awal malam terutama setelah shalat maghrib dan isyaTengah malam ketika bangun tidur hingga menjelang subuh
  5. Ketika berada di majelis pertemuan
  6. Di segala waktu yang dibolehkan oleh syara untuk berdzikir.

  Saat yang tidak diperbolehkan untuk berdzikir yakni

  1. Ketika buang airKetika jima
  2. Ketika mendengar khurbah
  3. Ketika berdiri dalam shalat untuk membaca fatihah
  4. Ketika keadaan sangat mengantuk.


     

    Memilih tempat berdzikir

    1. Tempat yang tenang dan nyaman
    2. Tidak mudah terganggu
    3. Bersih dan suci
    4. Mulut orang berdzikir harus dalam keadaan bersih, bila keadaan mulut berbau, maka segeralah membersihkan mulut
    5. Bila ada najis pada mulut, seperti gusi berdarah basuhlah dengan air sampai bersih, hal ini termasuk dalam membaca Al-Qur’an

    Adab dalam berdzikir

    1. Berniat semata-mata ingin memperoleh ridho Allah
    2. Bersikap tadharu (berserah diri di hadapan Allah) dan Khouf (merasa takut kepada Allah)
    3. Berdzikir dalam keadaan suci badan dan pakaian
    4. Menghadap kearah kiblat
    5. Dilakukan dengan khusyu dan tenang
    6. Tidak banyak bergerak dan sambil menundukan kepala
    7. Menggunakan lafadz dzikir sesuai dengan tuntunan syara’ tanpa mengada-ngada dengan lafdz lain
    8. Menyesuaikan antara bacaan, waktu tempat dan situasi.

    Dzikir orang-orang yang tidak suci

    Menurut ijma ulama boleh saja seseorang berdzikir baik dengan lisan maupun dalam hati dalam keadaan tidak suci atau dalam keadaan junub, haid atau nifas, seperti ia mengucapkan kalimat tasbih, tahmid, tahlil,takbir atau shalawat. Dalam masalah Al-Qur’an diharamkan bagi orang yang sedang haid, junub ataupun nifas membacanya, baik bacaan banyak atau sedikit, bahkan sepotong ayatpun tidak diperbolehkan. Kebolehan membaca Al-Qur’an bagi mereka hanya cukup dalam hati saja tanpa disuarakan. Diperbolehkan pula melihat tulisan lalu membaca dalam hati tanpa menyentuh mushafnya. Tetapi sebagian dari kalangan ulama Mazhab Syafi’ie ada yang memperbolehkan mengucapkan (menyuarakan) seperti bacaan bismillahir rahmaanir rahiim, ketika melakukan pekerjaan yang baik, dan mengucapkan inna lillaahi wa inna ilaahi rooji’uun ketika mendengar berita kematian dan sebagainya, asal yang diucapkan itu diniatkan untuk berdzikir bukan untuk membaca Al-Qur’an.

    Memperbanyak dzikir


    Innal musalimiina wal muslimati wal mu’miniina wal mu’minaati wal qoonithiina wal qoonitaati wash shoodiqiina wash shoodiqooti wash shobiriina wash shoobirooti wal khoosyi’iina wal khosyi’aati wal mutashoddiqiin wal mutashoddiqooti wash shoo imiina wash shoo’imaati wal haafizina furujahum wal haafi zhooti wadz dzakirainalloha katsiiran wadz dzaakirooti a’adda lahum maghfirotaw wa ajron ‘azhiima

    Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah. Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS Al-Ahjab, 35)

    Ibnu Abbas maksud ayat di atas adalah mereka yang ingat kepada Allah pada setiap selesai shalat, pada pagi hari, sore hari, saat berbaring, bangun tidur, ketika pergi atau pulang dari bepergian.
    Al-Wahidi berkata, “belumlah disebut ahli dzikir sehingga ia ingat kepada Allah ketika berdiri, duduk dan berbaring”.
    Imam Atha berkata “orang yang telah melakukan shalat lima waktu dengan segala syarat dan rukunya dan lain-lain yang menyangkut shalat berarti ia sudah termasuk kedalam golongan yang diFirmankan Allah di atas.
    Hadist riwayat Said Al-Khurdi menyebutkan bahwa Rasulullah bersabda “apabila seseorang membangunkan isterinya pada malam hari, lalu mereka melaksanakan shalat dua rakaat, maka dicatatlah mereka berdua kedalam golongan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.
    Abu Amr Shalah pernah ditanya tentang siapa yang termasuk golongan Az-ZakiriinAllaha katsiiron wadz dzakiraat, ia menjawab ialah orang-orang yang mengamalkan dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah pada pagi hari, sore hari, pada setiap waktu, pada setiap keadaan yang berbeda-beda siang atau malam, sebagaimana yang terhimpun dalam kitab-kitab amalan siang dan malam.

    Jenis dzikir

    Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah segala macam bentuk mengingat Allah baik dengan bacaan seperti membaca tahlil, tasbih, tahmid, taqdis, takbir, tasmiyah, hasbalah, qiratul quran maupun doa-doa matsyur dari Rasulullah atau bertafakkur memperhatikan ayat-ayat kauniyah Allah dengan hati, pikiran dan perbuatan. Jadi dzikir dapat dilakukan dengan mengoptimalkan seluruh potensi diri dengan memperbanyak bacaan
    Dzikir hati
    Dzikir paling bagus dilakukan dengan lisan dan diiringi dengan hati yang tulus, jika hendak dilakukan dengan salah satu saja, dzikir yang lebih utama yakni dzikir yang dilakukan di dalam hati. Namun tidak dibenarkan seseorang meninggalkan dzikir lisan karena takut akan pamer atau ria dan sebaginya, tetapi dzikir diniatkan hanya karena Allah
    Ahli dzikir selalu mengingat Allah baik dengan cara dituntun oleh bacaan-bacaan dzikir maupun bertafakur atau tazakur. Bertafakur sesaat tentang ciptaan Allah lebih baik dari pada shalat sunnah seribu rakaat. Sabda Rasulullah pikirkan olehmu bagaimana ciptaan Allah, dan jangan kamu pikirkan tentang zat Allah

    Dzikir lisan
    a. Tasbih (subhaanallaah)
    b. Tahmid (Alhamdulillah)
    c. Takbir (allaahu akbar)
    d. Tahlil (ala ilaaha illallaah)
    e. Hawqolah (laa hawla walaa quwwata illaa billaah)
    f. Istighfar (astaghfirullah)
    g. Membaca salawat
    h. Membaca Al-Qur’an
    i. Doa-doa ma’tsur yang diajarkan Nabi

    Firman Allah 

    Ya ayyuhal ladziina aamanudz kurullooha dzikron katsiiron wa sabbihuuhu bukrotaw wa ashiilaa.

    Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kamu sekalian kepada Allah yang banyak dan bertasbilah kamu sekalian pada-Nya di waktu pagi dan petang. (QS. Al-Ahzab, 41-42)


    Sabda Rasulullah
     
    Afdholudz dzikrika laa ilaaha illallaahu, wa afdholud du’aai.

    Dzikir yang paling utama ialah mengucap “laa ilaaha illAllah” dan paling utama doa adalah “Alhamdulillah”. (HR. Ibnu Majah)

    Sabda Nabi Muhammad

    Ahabul kalaami ilalloohi  ta’aala arba’un, subhaanalloohi, wal hamduilillahi wa laa ilaaha illallohu walloohu akbar.
    Empat macam dzikir yang paling disukai Allah yaitu mengucap subhaanallooh, Alhamdulillah, la ilaaha illallooh, Allahu akbar. (HR. Muslim)
     
    Firman Allah




    Wadzkurisma robbika bukrotan wa ashiilan, wa minal laili fasjud lahu wa sabbihhu lailan thowiilaa.
    Dan sebutlah nama tuhanmu di waktu pagi dan petang hari dan di sebagian malam, dan bersujudlah kepada-Nya seraya bertasbih pada malah yang panjang. (QS. Al-Insan 25-26)
     
    Dzikir perbuatan
    Yakni semua perbuatan dan tindakan yang dilakukan di jalan yang ditunjukan Allah dan sepanjang tidak bertentangan dengan syariat islam. Hal ini memungkinkan kita sebagai umat muslim mendapat berbagai macam carah untuk melakukan dzikir.
    Imam Zainuddin Al-Malebari dalam kitabnya Hidayatul Azkiya, menjelaskan barang siapa yang memanfaatkan seluruh waktunya dengan pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilarang oleh agama, oleh Allah dan Rasulullah maka pekerjaan atau amalannya itu sah dipandang sebagai amalan shaleh.
    Imam Atha mengatakan bahwa termasuk kedalam majelis dzikir adalah majelis yang di dalmnya dibicarakan mengenai halal dan haram, serta mengetahui bagaimana seharusnya kamu membeli dan menjual, atau bagaimana seharusnya melakukan shalat yang benar, puasa, nikah, thalaq, haji dan lain-lain.